Jumat, 27 Maret 2009

Buku Harian si Roy ( In The Beginning ) part 2

Lalu Roy langsung masuk ke kelasnya sambil mengendap-endap. takutnya guru pembimbingnya akan marah jika melihat Roy datang terlambat. sayangnya pak Mush melihat kedatangan  " eh... Roy ? dari mana ? ' tanya pak Mush, guru bahasa arab yang sering dibilang '' Killer '' karena banyak anak-anak yang keluar dikarenanya " eh... dari belakang pak... " elak Roy " ohhh... dari belakang,,,, dari belakang kok bawa tas ? " tanya pak Mush lagi " biar tidak gampang hilang pak... " elak Roy lagi " ohhh.... biar tidak hilang... kalau dari belakang kok tadi kamu tidak absen ? " pertanyaan itu benar benar membuat Roy diam tanpa kata " aduh... gimana nih ? pertanyaannya ruwet banget ! emang dya guru killer ! " namun Roy terpikir satu kata " saya tadi sakit perut karena tadi pagi makan 2 piring sekaligus... eh... tanpa sengaja perut saya sakit dan langsung BAB deh.... " jawab Roy " baiklah... duduk sana ! " rupanya elakan Roy dapat mempengaruhi pak Mush. " Roy... dari mana aja, kok lama banget udah 2 jam lagi ! " bisik Budi. Teman sebangku Roy yang selalu ada setiap suka dan duka Roy. " aku telat... trus pak Helmi datang and ngajak aku bareng masuk... eh... gak sengaja ada pak Ilam mereka berdua; pak Ilam dan pak Helmi perang mulut sampe' kepala sekolah datang dan biarin aku masik ke kelas ! gitu.... " jawab Roy " oh... jadi gitu ! " wajah Roy ketakutan setelah ia mendengar suara pak Mush " Roy !!!!! Muhammad Royhan ! keluar hingga pelajaran bapak selesai !!!!!!! " usir pak Mush sambil mengarahkan penggarisnya ke luar pintu. Dengan rasa malu, Roy keluar dari kelas.

Roy bosan, ia berjalan kesana-kemari sambil mengeluh " uh ! kalo'  budi gak nanya'  kayak gitu ! aku pasti gak bakal keluar ! tapi ga' apa-apa.... ngomong-ngomong aku sendiri yang salah ! " kemudian dia melewati ruang kepala sekolah. Ia mengingat kembali bahwa tadi pak Ilam dan Pak Helmi dibawa ke kepala sekolah, kemudian ia memanjat bangku yang terdapat di depan ruang kepala sekolah. Ia mulai mengintip "  pak Ilam, Pak Helmi ! kalian seharusnya bisa jadi teladan bagi anak-anak di sekolah ini ! apalagi di depan Roy ! kalian seharusnya baik satu sama lain ! Pak Ilam anda sebagai guru BK seharusnya bisa jadi tauladan bagi anak-anak, bukannya mengancam mereka ! kemudian, pak Helmi. Jika anda ketahuan memasukkan anak yang terlambat lagi... anda akan saya keluarkan dari sekolah ini ! " ucapan kepala sekolah itu benar-benar membuat Roy takut. Karena dia Pak Helmi terancam dikeluarkan dari sekolah. " apa yang aku lakukan ?! aku buat pak Helmi hampir dikeluarkan dari sekolah ! " ucapnya dengan perlahan turun dan duduk dengan tenang. Ia merenung, merenung, dan merenung. Ia kembali memikirkan kejadian yang terjadi barusan. " anda akan saya keluarkan... " ucapan itu teringat selalu di benaknya. Ia berdiri " aku harus melakukan sesuatu agar pak Helmi tidak dikeluarkan ! " ucapnya dengan sungguh-sungguh.

To Be Continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar